Berdiri dalam waktu lama merupakan aktivitas kerja yang sering dijumpai di berbagai tempat kerja, baik di area operasional, produksi, maupun pelayanan. Aktivitas ini dapat memberikan beban berlebih pada otot kaki, lutut, pinggang, dan punggung bawah. Jika dilakukan terus-menerus tanpa pengaturan yang baik, berdiri lama dapat menyebabkan kelelahan, nyeri otot, gangguan peredaran darah, hingga menurunkan konsentrasi kerja yang berpotensi memicu kecelakaan.
Untuk mengurangi risiko tersebut, pekerja perlu menerapkan postur berdiri yang benar. Posisi tubuh harus tegak alami, bahu rileks, kepala menghadap ke depan, dan berat badan dibagi seimbang pada kedua kaki. Hindari mengunci lutut terlalu lama dan jangan membungkuk atau condong ke satu sisi tubuh. Mengubah posisi berdiri secara berkala sangat dianjurkan agar otot tidak bekerja secara statis dalam waktu lama.
Selain postur tubuh, pengaturan waktu kerja dan istirahat juga menjadi faktor penting. Pekerja disarankan melakukan peregangan ringan, berjalan singkat, atau menggerakkan kaki secara berkala untuk melancarkan aliran darah dan mengurangi ketegangan otot. Jika tersedia, penggunaan alas anti-fatigue dapat membantu mengurangi tekanan pada kaki dan sendi, terutama bagi pekerjaan yang mengharuskan berdiri dalam waktu lama.
Dukungan peralatan kerja yang tepat juga sangat berpengaruh terhadap keselamatan. Gunakan alas kaki yang nyaman, sesuai ukuran, dan memenuhi standar keselamatan kerja. Pekerja diharapkan mengenali tanda-tanda kelelahan pada tubuh dan tidak memaksakan diri. Dengan menerapkan postur kerja yang ergonomis, mengatur waktu istirahat, serta menjaga kondisi tubuh, risiko cedera akibat berdiri lama dapat diminimalkan sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan aman dan produktif hingga pulang dengan selamat.